Dalam konteks program keagamaan, Dr. Muhari memberikan beberapa masukan penting. Ia menilai bahwa TVRI perlu lebih intens menghadirkan tokoh agama lokal yang dapat mempererat kedekatan dengan masyarakat di berbagai daerah.
"Program-program yang mengangkat kegiatan pondok pesantren, baik di tingkat lokal maupun nasional, juga dinilai penting untuk memberikan ruang bagi pendidikan berbasis agama," imbuh Pimpinan Pondok Pesantren Raudhatul Muta'allimin An Nahdhiyyah (RMA) Banjarbaru ini.
Selain itu, TVRI disarankan untuk memaksimalkan informasi tentang pengembangan dan pendidikan bagi yatim piatu serta kaum dhuafa, sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
Khusus untuk daerah seperti Kalimantan Selatan yang dikenal religius, Dr. Muhari menekankan perlunya konten keagamaan yang lebih proporsional dan sesuai dengan karakter masyarakat setempat.
Muhari juga menegaskan bahwa TVRI tidak hanya perlu bersaing secara finansial atau mengejar cost income, tetapi juga harus menjadi alternatif media lama yang tetap relevan dan pilihan media baru yang mencerdaskan.
Ia berharap TVRI terus menjembatani kepentingan publik dengan menghadirkan program-program yang informatif, sederhana, namun tetap mempertahankan nilai etis dan estetika yang tinggi.
"Transformasi TVRI menuju era digital diharapkan tidak hanya memperkuat posisinya sebagai media publik, tetapi juga menjadikannya lebih dekat dengan masyarakat Indonesia di berbagai lapisan," pungkasnya.