Efektivitas, inovasi, kreativitas lanjut Sri Wahyuni adalah spirit di bidang dunia usaha yang harusnya juga mewarnai tata kelola pemerintahan.
Karena itu, perubahan sistem di dalam organisasi pemerintah secara fundamental itu harus meliputi tujuan dan sistem insentifnya.
“Ketika organisasi itu mencapai tujuan, ketika ada prestasi yang dilakukan oleh karyawan seperti apa sistem reward dan punishmen-nya. Kemudian transparansi, akuntabilitas dan struktur kekuatan organisasi pemerintahannya,” jelasnya.
Sekda Sri Wahyuni menambahkan tata kelola pemerintahan negara yang maju dan bebas korupsi menerapkan good governant. Dimana sistem birokrasi bekerja secara efisien, efektif dan inovatif.
“Negara-negara yang menerapkan spirit entrepreneur, spirit wirausaha di dalam penyelenggaraan pemerintahan. Mereka adalah negara-negara yang memimpin di dalam pelayanan publik,” ungkap Sri lagi.
Ia mencontohkan negara kecil Estonia yang merupakan pecahan dari negara Yugoslavia. Mereka telah menerapkan birokrasi yang efisien dan efektif.
Saat ini bahkan mereka sudah menjadi rujukan penyelenggaraan pelayanan publik yang efisien dan efektif secara digital di dunia.
Ia juga memaparkan 10 10 prinsip kewirausahaan birokrasi yang diusung oleh David Osborne dan Ted Gaeble yaitu pemerintahan yang katalis, pemerintahan milik masyarakat, pemerintahan yang kompetitif, dan pemerintahan yang digerakkan oleh misi.
Selain itu, ada juga prinsip pemerintahan yang berorientasi hasil, pemerintahan berorientasi pelanggan, pemerintahan wirausaha, pemerintahan yang antisipatif, pemerintahan desentralisasi dan pemerintahan yang berorientasi pasar.
Tetapi, Prof Rudi Handoko, mengkritik tajam teori Osborne dan Gaebler yang seolah 'mengharuskan' birokrasi berorirentasi pasar.