Namun, dampaknya pada otak sangat signifikan. Begadang secara konsisten mengganggu fungsi kognitif seperti memori, kemampuan berpikir, dan pemecahan masalah.
Selain itu, kurang tidur juga berdampak pada metabolisme tubuh, membuatnya kurang efektif dalam membakar lemak.
“Kualitas tidur adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan otak. Tidur cukup tidak hanya membantu memori, tetapi juga memperbaiki sel-sel otak yang rusak,” ujar seorang ahli tidur dari Harvard Health Publishing.
Terlalu sering makan dalam porsi besar, terutama makanan tinggi gula dan garam, bisa menghambat kemampuan otak untuk membangun koneksi antar sel saraf.
Kondisi ini tidak hanya memperburuk kemampuan berpikir dan memori, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti Alzheimer.
“Selain berdampak pada otak, pola makan seperti ini juga memicu obesitas, diabetes, dan penyakit jantung,” kata seorang ahli gizi.
Kecanduan layar, mulai dari smartphone hingga laptop, telah menjadi fenomena modern.
Namun, paparan cahaya biru dari layar perangkat elektronik terbukti mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur.
Akibatnya, bukan hanya pola tidur yang terganggu, tetapi juga kesehatan mental secara keseluruhan.
“Screen time yang berlebihan membuat otak kita terus-menerus bekerja tanpa jeda, sehingga lebih mudah lelah dan emosional,” kata seorang psikolog.