Bukan Pawang Hujan, Presiden Jokowi Cerita Soal Rekayasa Cuaca Saat Gala Dinner

Banuaterkini.com - Jumat, 18 November 2022 | 07:40 WIB

Post View : 4

residen Joko Widodo bertemu dengan beberapa pemimpin redaksi media nasional di Hotel Apurva Kempinski, Bali pada Kamis (17/11/2022). Foto: BPMI Setpres/Lukas

Laporan: DR MDQ Elbanjary

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sempat mengkhawatirkan soal hujan bakal turun saat hendak menggelar acara jamuan makan malam di Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada Selasa (15/11/2022) malam lalu. Beruntung Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memiliki teknologi rekayasa cuaca agar acara yang sudah disiapkan itu berjalan lancar. 

Jakarta, Banuaterkini.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan hal itu ketika bertemu beberapa pemimpin redaksi media nasional di Hotel Apurva Kempinski, Bali, Kamis (17/11/2022).

“Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting-nya dengan baik, dan prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada hari itu akan hujan,” ucap Presiden, dalam keterangan pers yang diterima Banuaterkini.com, Jum'at (18/11/2022).

Setelah mendapat informasi bahwa diperkirakan akan hujan, panitia merencanakan untuk melakukan rekayasa cuaca.

“Kita menggunakan BMKG dan kita menyiapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca),” ujar Presiden.

Semula, beberapa pemimpin redaksi menduga panitia G20 menggunakan jasa pawang hujan, tetapi hal itu langsung disanggah Presiden Jokowi.

“Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” tutur Presiden menceritakan proses rekayasa cuaca yang dilakukan BMKG.

Presiden juga menceritakan bagaimana dirinya dikabarkan adanya hujan yang terjadi sebelum acara jamuan makan malam.

“Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata Presiden.

Saat malam pelaksanaan gala dinner, memang cuaca sangat bersahabat, udara sejuk dan tidak hujan. Para kepala negara pun sangat menikmati sajian makan malam dan menyaksikan pagelaran seni.

Dihubungi terpisah, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa TMC merupakan kolaborasi BMKG, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU, dengan didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

“Biasanya garamnya 1,6 ton yg ditabur dengan 2 kali sorti (penerbangan), kemarin 15 November 2022, kita menggunakan garamnya 11,2 ton dengan 11 kali sorti (penerbangan),” ucap Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita juga menyampaikan bahwa tim TMC mulai bekerja sejak tanggal 10 November 2022 pagi hingga 16 November 2022 pukul 16.00 WITA. Dengan menggunakan total 29 ton garam yang ditabur melalui 28 sorti penerbangan.

“Tujuannya, awan segera dihalau, segera diturunkan sebagai hujan sebelum memasuki area perhelatan. Dan yang terjadi kemarin awan yang sudah terlanjur menutup merata di atas area perhelatan segera diturunkan sebagai hujan beberapa jam sebelum acara dimulai. Kita menggunakan empat pesawat terbang,” pungkas Dwikorita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev