“(Saat itu) dia baru mulai menapaki dunia jurnalistik, penuh semangat, ceria, dan saya tahu, dia orang baik,” tuturnya.
Namun, kepergian Juwita menyisakan tanda tanya besar. Apakah benar ini hanya kecelakaan tunggal?
Mengapa ditemukan tanpa identitas dan barang-barangnya? Apakah ada kemungkinan lain yang belum terungkap?
Tuntutan Akan Transparansi
Sejumlah asosiasi media dan organisasi wartawan, PWI, AJI, FJPI dan sejumlah pimpinan media di Kalsel menyampaikan harapan besar agar kasus ini diusut dengan serius.
Saya pikir yang paling penting saat ini adalah transparansi dalam penyelidikan. Jika benar ini kecelakaan, harus ada bukti konkret yang mendukungnya. Jika ada unsur kriminal, maka pelakunya harus ditemukan dan keadilan ditegakkan.
Dunia jurnalistik tidak bisa menutup kemungkinan bahwa profesi Juwita sebagai wartawan bisa saja menjadi salah satu faktor dalam kematiannya.
Kita mafhum, bahwa jurnalis kadang menjadi target saat memberitakan hal yang sensitif. Apakah ada kemungkinan seperti itu dalam kasus Juwita? Itu yang harus diselidiki lebih lanjut," tambahnya.
Dari perspektif komunikasi intelejen, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan jika ingin mengungkap kasus ini secara terang benderang.
Jika ini kecelakaan, maka rekaman CCTV, saksi mata, dan hasil forensik harus bisa menguatkan peristiwa itu.
Pun, jika ada dugaan kriminal seperti pembegalan atau penganiayaan, maka aparat harus mencari tahu motif yang lebih besar.