Kisah kelam menyelimuti seorang pemuda asal Pesanggrahan, Suhendri Ardiansyah (27), yang tertipu oleh janji pekerjaan dengan gaji besar di Thailand. Tawaran yang menggiurkan ini berujung pada mimpi buruk ketika ia justru disekap oleh sindikat penipu di Myanmar.
Banuaterkini.com, JAKARTA - Keluarga Hendri kini tengah berjuang keras mengumpulkan uang tebusan sebesar Rp 478 juta agar ia bisa pulang dengan selamat.
Kisah ini berawal dari ajakan temannya, Risky, Hendri tertarik untuk bekerja di Bangkok dengan iming-iming gaji besar mencapai USD 10.000 atau sekitar Rp 150 juta.
Menurut Daniel (39), sepupu Hendri, ajakan tersebut tampak begitu menggoda hingga akhirnya Hendri memutuskan berangkat pada 11 Juli 2024.
Namun, sesampainya di Bangkok, takdir berkata lain. Hendri yang awalnya dijanjikan akan bekerja sebagai staf perusahaan, justru dibawa ke Myanmar, bukan ke Maesot, Thailand seperti yang diharapkannya.
Perjalanan yang awalnya diduga hanya 8 jam ternyata berakhir di sebuah bangunan seperti rumah susun di Myanmar, tempat di mana mimpi buruk Hendri dimulai.
Di bawah pengawasan sindikat penipu, Hendri tidak hanya disekap, tetapi juga diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi.
Menurut penuturan Daniel, Hendri kerap disiksa setiap kali pihak keluarga tidak segera mengirimkan uang tebusan yang diminta.
"Hendri bahkan dipukul dengan stik golf dan stik baseball, tidak diberi makan atau minum dengan layak. Saat hujan, ia terpaksa minum air hujan," ungkap Daniel seperti dikutip dari Kompas.com.
Keluarga Hendri pertama kali dihubungi oleh para pelaku yang meminta tebusan sebesar USD 30.000 atau sekitar Rp 478 juta.
Komunikasi dengan Hendri pun sangat terbatas karena salah satu pelaku yang mengawasi percakapan tersebut mengerti Bahasa Melayu.
Hal ini membuat Hendri sulit mengungkapkan kondisi sebenarnya kepada keluarganya.
Meski keluarga Hendri telah melaporkan kasus ini ke Kementerian Luar Negeri, BP2MI, hingga Polda Metro Jaya, hingga kini belum ada titik terang mengenai nasib Hendri.
Keterbatasan ekonomi membuat keluarga belum mampu memenuhi permintaan tebusan, sementara ancaman dari para pelaku masih terus menghantui.
Kisah tragis ini menjadi pengingat akan bahaya di balik janji manis pekerjaan di luar negeri yang sering kali menjerumuskan banyak orang ke dalam perangkap sindikat penipuan.
Keluarga Hendri kini berharap ada bantuan dari pihak berwenang untuk membawa Hendri pulang dengan selamat. (Kompas).