Buntut Kasus Pencekalan UAS, Senator Indonesia: Pulangkan Dubes Singapura

Banuaterkini.com - Rabu, 18 Mei 2022 | 13:19 WIB

Post View : 5

Senator Indonesia Dapil Kalsel, H. Pangeran Syarif Abdurrahman Bahasyim. Foto: mediabanjarmasin.

Editor: DR MDQ Elbanjary

Peristiwa 'pencekalan' Ustadz Abdul Somad (UAS) memasuki Singapura oleh pihak Imigrasi, memantik reaksi sejumlah tokoh di Indonesia. Sebelumnya Prof Yusril Ihza Mahendra, menyayangkan sikap Singapura yang mencekal kedatangan UAS.

Jakarta, Banuaterkini.com - Kini giliran Senator Indonesia asal Daerah Pemilihan (Dapil) Kalsel, H. Pangeran Syarif Abdurrahman Bahasyim, yang dengan tegas meminta Pemerintah memulangkan Duber Singapura.

"Pulangkan saja Dubes Singapura, tak guna membina hubungan baik dengan negara yang sangat arogan seperti Singapura," ujar pria yang akrab disapa Habib Banua kepada BanuaTerkini.Com, Rabu (18/05/22).

Harusnya, lanjut Pangeran Syarif Abdurrahman, jika Singapura menganggap Indonesia sebagai negara sahabat, tidak memperlakukan UAS seperti teroris. Walau bagaimanapun, UAS itu adalah cendikiawan muslim yang cerdas dan salah satu aset terbaik Indonesia. 

"Melakukan pencekalan terhadap UAS, sama dengan mencederai persahabatan sebagai sesama negara bertetangga," ketus Habib Banua lagi.

Lebih lanjut, Anggota Komite I DPD RI ini juga menuturkan, bahwa peristiwa yang dialami UAS sebenarnya juga banyak menimpa warga negara Indonesia lainnya ketiga berkunjung ke Singapura. 

"Imigrasi sana memang tidak ramah kepada warga negara Indonesia. Arogansi mereka sangat kelihatan. Makanya saya berpesan, sebaiknya warga negara Indonesia kalau tidak terlalu penting-penting amat gak usahlah ke sana, ngapain?," ujarnya.

Dikatakan Habib Banua, Singapura itu negara kecil, jika dibandingkan dengan Indonesia hanya seperti sebuah kabupaten saja. Tempat wisatanya juga, imbuh Habib, tidak lebih baik dengan yang ada di Indonesia.    

"Kita memiliki banyak objek wisata yang jauh lebih indah dan menawan, jadi Indonesia tidak terlalu perlu Singapura. Sebaliknya, Singapura yang butuh Indonesia. Devisa Singapura kan salah satunya berasal dari kunjungan wisatawan asal Indonesia," jelas dia, seraya berpesan agar Singapura jangan terlalu ngoyo.  

Sebelumnya, seperti ditulis BanuaTerkini.Com, mantan Menkumham Prof Yusril Ihza Mahendra menyayangkan sikap Singapura yang mencegah kedatangan UAS memasuki wilayah Singapura. Sebab itu, Yusri mendesak agar Kementerian Luar Negeri RI memanggil Dubes Singapura dan meminta penjelasan mengenai peristiwa tersebut.  

“Kemenlu dapat melakukan hal yang sama dengan memanggil Dubes Singapura di Jakarta untuk memberi penjelasan mengapa sampai terjadi pencegahan terhadap UAS,” ujar Yusril melalui keterangan tertulis, Selasa (17/05/22). 

Prof Yusril mengharapkan ada penjelasan resmi dari pihak Singapura mengenai alasannya menolak UAS.

“Apapun juga jenis tindakan keimigrasian terhadap UAS harus dijelaskan agar tidak timbul spekulasi dan salah paham,” imbuhnya.

Ditambahkan Yusril, dalam konteks ASEAN Community, penolakan terhadap UAS dapat menimbulkan tanda tanya besar terkait dengan hubungan baik antara etnik Melayu dan Islam di Asia Tenggara.

Menurut Yusril, UAS selama ini dikenal sebagai ulama garis lurus yang tidak aktif berurusan dengan kekuasaan dan hubungan antarnegara.

“Apalagi kehadiran UAS ke Singapura adalah kunjungan biasa, bukan untuk melakukan kegiatan ceramah, tablig dan sejenisnya yang bisa menimbulkan kekhawatiran Pemerintah Singapura,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev