Pakar: Dermaga Apung Tidak Rusak, Jika Perencana Membuat Simulasi ‘Railing Ramp”

Banuaterkini.com - Senin, 28 November 2022 | 18:20 WIB

Post View : 158

Pakar arsitektur Banua, Akbar Rahman, menilai rusaknya bagian besi pegangan (railing ramp) jembatan apung diduga perencana tidak melakukan simulasi terlebih dahulu sebelum membangun.

Laporan: Misbad l Editor: DR MDQ

Pakar arsitektur Banua, Akbar Rahman menilai, rusaknya railing ramp atau pegangan jembatan (tangga) penghubung dermaga apung yang baru diresmikan Walikota Banjarmasin, tidak akan terjadi jika perencana terlebih dahulu membuat simulasi desain ramp menyesuaikan dengan seberapa tinggi muka air pasang maksimal yang pernah terjadi di kawasan itu. 

Banjarmasin, Banuaterkini.com - Menurut Akbar Rahman, peristiwa rusaknya railing ramp jembatan apung yang baru seumur jagung itu menimbulkan pertanyaan besar, apakah perencana saat hendak membangun dermaga apung yang menghubungkan kawasan Siring Bekantan dengan Siring Kampung Ketupat Sungai Baru, benar-benar membuat simulasi seperti yang dia maksudkan.

Alumni Program Doktor Saga University Jepang itu menanggapi banyaknya komentar masyarakat tak terkecuali anggota DPRD Kota Banjarmasin, terkait rusaknya besi pegangan jembatan penghubung dermaga apung yang baru diresmikan Walikota Banjarmasin pada Jum'at (18/11/2022) pekan lalu.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Afrizaldi, bahkan melemparkan kritik cukup tajam. Menurutnya, proyek dermaga apung yang digagas Walikota Banjarmasin adalah proyek keinginan tapi bukan proyek yang dibutuhkan. 

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Afrizaldi, saat menemui pendemo belum lama tadi. Foto: akun IG @afrizal2804

Bahkan, Afrizaldi, menegaskan sejak awal proyek dermaga apung yang menelan biaya dari APBD Kota Banjaramsin sebesar Rp 4,5 miliar sudah berpolemik. Pasalnya, Pemko Banjarmasin menggeser 3 mata anggaran pada APBD Kota Banjarmasin menjadi 1 proyek dermaga apung. Ironisnya, kata Afrizaldi, Pemko Banjarmasin tak pernah sedikitpun mengkomunikasikan penggunaan anggaran tersebut, apalagi menjelaskan mengenai proyek dermaga apung tersebut. 

“Anggaran 4,5 miliar untuk Jemabatan Apung itu cukup besar, dan merupakan anggaran yang dikeluarkan dengan cara menggeser anggaran 3 kegiatan. Dari awal proyek ini memang berpolemik dengan anggota dewan, karena pergeseran anggaran 3 kegiatan tersebut tidak dikomunikasikan pihak Pemko Banjarmasin kepada DPRD,” kata Afrizaldi kepada Banuterkini.com, Senin (28/11/2022).

Menurut Akbar, ada metode tertentu yang mestinya digunakan oleh konsultan perencana saat hendak membuat dermaga apung dengan konsep seperti yang sudah dibangun itu. 

"Pertama dan pasti harus adalah mengetahui seberapa tinggi muka air pasang maksimal yang pernah terjadi. Kemudian perencana mensimulasikan desain ramp (tangga), penghubung jembatan terapung dengan pangkalannya atau jembatan permanen," kata Dr. Akbar Rahman kepada Banuaterkini.com, Senin (28/11/2022).

Dikatakannya, dari simulasi desain itulah nantinya akan didapat perkiraan berapa tinggi tiang dan palang penyangga yang berfungsi memegang jembatan terapung.

"Dari sini akan didapat berapa tinggi railing ramp yang aman agar tidak terbentur ketika air pasang maksimal," ujar Dosen Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat ini.

Pakar arsitektur Universitas Lambung Mangkurat, Dr Akbar Rahman. Foto: Istimewa/Bad.

Akbar juga menambahkan, agar posisi ramp (tangga) tidak berubah jika terjadi pasang surut atau gelombang dari moda transportasi sungai seperti yang terjadi di Sungai Martapura, maka harus dibuatkan rel dan baring atau roda pada sisi ramp.

"Namun, desainnya harus menyesuaikan pada kondisi pasang maksimal, jadi bisa dibuat desain simulasi dulu baru menentukan dimensi dan penempatannya," imbuhnya.

Jika dilihat berdasarkan foto dan video yang banyak beredar, lanjut Akbar, memang kerusakannya hanya pada railing ramp saja. Namun, hal itu menunjukkan konsultan perencana belum memikirkan secara baik kondisi pasang surut air dan gelombang.

Jadi, melihat kondisi kerusakan yang ada sekarang, imbuhnya lagi, pada kondisi pasang tinggi, ramp itu bisa lepas dan berubah posisi di saat tidak adanya keseimbangan, maka akan merusak ramp dan railing-nya. Perubahan posisi ini dibuktikan railing saja yang rusak parah hanya salah satunya.

"Inilah pentingnya ketika kita mendesain, kita harus betul-betul survei lapangan, memperhatikan dengan cermat kondisi eksisting, hingga mengetahui bagaimana karakter dan kontur bibir sungai. Kemudian mendesain dengan bantuan simulasi untuk kondisi pasang surut air," pungkasnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev