Pupuk Indonesia juga berkomitmen dalam regenerasi petani. Data menunjukkan jumlah petani muda menurun hingga 3% setiap tahun sejak 2015. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan meluncurkan program pelatihan intensif yang fokus pada penggunaan pupuk modern dan praktik agronomi berkelanjutan.
Langkah ini menggemakan strategi Brasil melalui Brazilian Agricultural Research Corporation (Embrapa), yang sukses mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan kebijakan subsidi untuk menarik generasi muda ke sektor pertanian.
Melangkah ke depan, diversifikasi sumber bahan baku harus menjadi prioritas. Pemerintah dan Pupuk Indonesia perlu membangun fasilitas pengolahan bahan baku domestik seperti pabrik amonia dan fosfat.
Ini akan mengurangi ketergantungan pada impor, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
Lebih jauh, kerja sama internasional dapat menjadi solusi. Pupuk Indonesia telah menjajaki kemitraan dengan perusahaan global untuk transfer teknologi dan pengembangan produk inovatif. Dengan pendekatan kolaboratif ini, perusahaan dapat terus memberikan kontribusi signifikan bagi pertanian nasional.
Sebagai pemimpin di industri pupuk, Pupuk Indonesia memainkan peran strategis dalam membangun fondasi ketahanan pangan Indonesia.
Inspirasi dari praktik terbaik global, mulai dari NFL di India hingga Embrapa di Brasil, memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana inovasi dan komitmen dapat mengubah wajah pertanian suatu bangsa.
Pupuk bukan sekadar sarana produksi, tetapi pilar yang menopang stabilitas ekonomi dan sosial bangsa. Melalui visi yang jelas, strategi inovatif, dan kolaborasi yang erat dengan semua pemangku kepentingan, Pupuk Indonesia telah membuktikan bahwa ketahanan pangan bukan hanya cita-cita, tetapi juga realitas yang dapat dicapai.
*) M. S. Shiddiq, Pegiat literasi media dan Pemimpin Redaksi Banuaterkini.com