Sisindiran dan Peribahasa tentang Pisang oleh Urang Bahari
Manfaat ampulur batang pisang dan harga komoditas yang mahal di luar negeri harus jadi perhatian kita semua, sebagai daerah penghasil pisang. Ada sisindiran yang pas sekali untuk memaknai kelengahan kita terhadap pohon pisang.
Ganal-ganal gadang atau badan besar tapi otak dungu. Artinya selama ini kita hanya besar badan atau fisik saja tapi jauh dari pikiran cerdas, manfaat pisang saja tidak tahu, padahal seluruh organ pisang itu sangat bermanfaat. Ada lagi peribahasa melayu menyebutkan bagai rasa batang pisang, seakan-akan tubuh manusia yang selalu dingin dan dengan pikirannya beku.
Di Banua, dulu khususnya di Kabupaten Balangan, ada tradisi malabuh pisang ba lanting paring. Orang zaman dulu membawa pisang untuk dijual dengan balanting atau kapal bambu, tapi dengan penghormatan dan rasa syukur. Namun sayang tradisi ini sudah hilang, dan pisang tidak lagi dimanfaatkan maksimal. Bukan kita menyembah pada tradisi, tapi justru tradisi itulah yang mengingatkan kita untuk bisa menghargai semua jenis tanaman.
Sebagai penutup, penulis ingin menegaskan, bahwa komoditas pisang Indonesia cukup tinggi untuk komoditas ekspor, bahkan menduduki peringkat ke-8. Artinya peluang bisnis dari batang pisang juga sangat tinggi.
Saatnya kita memaksimalkan lahan untuk tanaman pisang seperti dulu. Data kalselprov.go.id menyebutkan panen pisang pada tahun 2019 sebesar 1.885.212 ton buah pisang. Namun tidak ada catatan berapa jumlah batang pisang yang telah ditebang.
Adapun tercatat di Kabupaten Balangan sebagai penghasil pisang terbesar yaitu 1.017.274 ton buah pisang. Justru pada tahun 2020 panen pisang menurun 1.484.483 ton. Produksi di Kabupaten balangan hanya 456.070 ton, atau hampir kehilangan 600 ton. Ini menjadi keprihatinan kita sebagai salah satu penghasil pisang dari Kalimantan.
Sebuah peribahasa urang bahari mestinya menyadarkan kita: pisang amas bawa balayar/ masak sabigi di dalam pati/ hutang amas kawa dibayar/ hutang budi dibawa mati. Nah siapa tahu dengan pengetahuan bioprospeksi batang pisang ini, kita dapat mengembangkan usaha, berbisnis professional dan selalu diniatkan untuk beribadah Allah SWT, Insya Allah usaha makin untung dan berbadan sehat serta pikiran cerdas, akhirnya bisa bayar hutang secepatnya.
Apalagi pepatah lain juga mengingatkan: pisang kada babuah dua kali (pisang tak berbuah dua kali), artinya orang tak mungkin tertipu untuk kedua kalinya. Walllahu A'lam Bisshawab.
Sri Naida. Alumni Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada, Koordinator Ambin Batang Sastra-Bio Kalsel. Komunikasi dan informasi melalui email: Sri_naida@yahoo.co.id.