Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur [barus] (QS 76: Surah Al-Insan: 5).
Oleh: Sri Naida
Apa enak minuman yang bercampur kapur barus? Al-Qur’an menggunakan kata kâfûr, yang secara harfiah berarti kapur barus, atau sebutan lain kamper. Berdasarkan pendapat para ahli tafsir kâfûr adalah nama mata air di surga, yang airnya seputih, sewangi, dan sedingin kapur barus, tapi tidak rasa apalagi bahayanya, sebab Allah SWT menciptakan kapur barus di surga namun rasanya lezat, dan Allah menghilangkan semua bahayanya.
Di dunia, ternyata kapur kamper ini memiliki puluhan manfaat, selain kristal putih dari batangnya dan kayunya berkualitas tinggi dan memiliki harga ringgi. Namun sayang manusia sudah menghilangkan dan memusnahkan tanaman kapur barus/kamper ini, melalui penebangan pohon kamper dan perusakan habitatnya di hutan secara sengaja dan masif. Hingga azab menanti, manusia justru menggunakan kamper sintetik yang dapat merusak kesehatannya sendiri dan karena hutan rusak, maka banjir yang akan menenggelamkan mereka dan tanahnya.
Lima dari tujuh jenis pohon kapur kamper yang ada di Indonesia adalah tanaman endemik di Kalimantan, namun kondisinya kategori IUCN Redlist: hampir punah dan langka.
Pohon kapur kamper ini eksotik, bernilai tinggi dan endemik di Indonesia. Tanaman yang masuk dalam golongan tanaman meranti pada keluarga tanaman Dipterocarpaceae. Kapur ini menghasilkan produk khas nonkayu berupa kristal yang populer dengan sebutan kapur atau kamper, serta minyak kapur atau ombil.
Spesies ini juga menyebar ke jazirah atau semenanjung Malaya dan Kalimantan. Penyebarannya pada elevasi di bawah 400 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di Sumatera, jenis ini banyak tersebar di sepanjang pantai barat, khususnya di daerah Subulussalam yaitu pada Ibu Kota Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam hingga ke Barus dan Kecamatan Natal di Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.
Jenis Dryobalanops aromatica Gaertn di sebut barus atau singkel, yang tumbuh di Pulau Sumatera, khususnya dari daerah Tapanuli Utara yang sangat terkenal di dunia, khususnya dari daerah Barus, hingga namanya menjadi Kapur Barus. Adapun jenis Dryobalanops beccarii tumbuh di Semenanjung Malaya, Serawak dan Brunei.
Sementara lima spesies lagi tanaman kapur endemik di Pulau Kalimantan, dari Genus Dryobalanops berdasarkan Klasidikasi Den Berger & Enderat (1925) yang berpembuluh kecil adalah yaitu Dryobalanops rappa Becc. (Kapur kayat), Dryobalanops keithii Symington (kapur gumpait), sedangkan lainnya berpembuluh besar adalah Dryobalanops lanceolata Burck (Kapur tanduk), Dryobalanops oblongifolia Dyer (kapur keladan) dan Dryobalanops fusca V.Sl. (kapur empedu).