Home » Opini

Kapur Kamper yang Hilang, Tanaman Endemik Kalimantan yang Disebut dalam Qur’an

Banuaterkini.com - Minggu, 18 September 2022 | 15:28 WIB

Post View : 78

Kapur barus sebagai produk asli nusantara. @MONGABAY.co.id/Naida.

Di Singapura, satu botol kecil berisi 6 milimeter cairan aroma terapi dengan kandungan kamper alami bisa dijual sampai Rp500 ribu. Di pasar internasional, bentuk kristal dengan konsentrasi 98 persen bisa dijual sampai Rp100 juta

Sebagai kajian bioprospeksi, harusnya 5 jenis Kapur Kamper yang ada di Kalimantan harus jadi fokus untuk dapat di lestarikan. Selain memiliki nilai kedekatan budaya tanaman ini, juga memiliki nilai ekonomis tinggi. Harganya seperti emas.

Bahkan ada ditemukan Catatan transaksi dari pada tahun 1839 hingga 1844 masehi, tercatat China sudah mengimpor kamper dari Sumatera sedikitnya 400 kilogram. Sebenarnya China punya jenis pohon kapur sendiri. Namun mereka mengaku bahwa kapur asli Sumatera memiliki kualitas yang lebih baik dengan aroma yang lebih kuat.

Sebelum Kapur Kamper hanya tinggal nama di Kalimantan, padahal dalam Al Quran sudah di sebutkan. Kenapa orang Banjar tak lagi peduli pada tanaman para ahli surga? Bahkan di sebutkan dalam keindahan, kemewahan dan komoditi bernilai tinggi.

Kabupaten Balangan sudah melakukan autekologi untuk menemukenali lagi persemaian jenis Dryobalanops lanceolata Burck (Kapur tanduk), bahkan Presiden Jokowi pun sudah melakukannya di Istana dan Kebun Raya Bogor.

Demi Allah, penulis mengetuk hati, seluruh pelaku kebijakan, masyarakat, urang awam, urang sugih serta khusus kepada para alim ulama dan umara di Kalimantan Selatan khususnya serta Indonesia umumnya untuk melakukan aksi penyelamatan tanaman para ahli surga dan menyelamatkan manusia di dunia. Seperti peribahasa urang bahari yang artinya kesulitan yang diciptakan sendiri: Seperti cecak makan kapur.

Banjarmasin, 18 September 2022

Sri Naida, Alumni Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada, Koordinator Ambin Batang Sastra-Bio Kalsel. Komunikasi dan diskusi melalui e-mail: Sri_naida@yahoo.co.id

Referensi:

  1. Duke S.  2005.  Plants containing Borneol.  Phytochemical and Ethnobotanical Databases.  Institute for Traditional Medicine, Portland, Oregon.
  2. Simarangkir B.D.A.S, 2000. Analisis Riap Dryobalanops lanceolata Burck pada Lebar Jalur yang Berbeda di Hutan Koleksi Universitas Mulawarman Lempake. Frontir Nomor 32. Kalimantan Timur.
  3. Gusmalina, et al, ANALISIS SENYAWA KIMIA Dryobalanops aromatica’, yang di publikasikan di Jurnal Penelitian Hasil Hutan http://forpro.org/index.php/detail/590/analisis-senyawa-kimia-kamper#.YyNYt0xBxdg

Catatan Kaki:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev