Home » Opini

Kerang Kapah si Predator Mikroplastik Air dan Kearifan Lokal Masyarakat Berangas

Banuaterkini.com - Kamis, 23 Februari 2023 | 14:17 WIB

Post View : 179

Kerang kapah (olymesoda erosa).

Beberapa pendapat ahli menyebutkan bahwa solusi yang dapat dilakukan adalah mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai dan melakukan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta penambahan tempat sampah 3R di setiap kelurahan hinga ke tingkat RT. Supaya masyarakat tersosialisasikan dengan tepat terhadap sampah plastik.

Hal ini perlu sosialisasi dan gerakan massif dan menggunakan anggaran yang tidak sedikit. Seorang ahli, dari kelompok keahlian pengelolaan udara dan limbah Institut Teknologi Bandung (ITB), menyebutkan metode penyisihan MPs dalam IPAM dengan teknik rapid sand filter dan slow sand filter, tujuanya adalah saringan pasir cepat dilakukan untuk mengurangi padatan tersuspensi dan tingkat kekeruhan. Penambahan karbon aktif di atas media pada filter bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penurunan bau, kekeruhan, senyawa organik dan rasa.

Menurut Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi, kandungan mikroplastik terbanyak diketahui ada pada lokasi sungai Martapura tepat didepan Patung bekantan yaitu sebanyak 125 partikel mikroplastik (PM) per 100 liter. Sampel diambil dibeberapa titik Sungai Martapura medio 26 Agustus -1 September 2022 lalu. Foto: jpnn.

Ilmuwan lain berpendapat, Plymouth Marine Laboratory (PML) belum lama ini menggelar serangkaian percobaan terhadap hewan kerang remis (kepah) yang berpotensi bisa membersihkan mikroplastik di lautan.

Kepah adalah mahluk yang menarik. Alat penyaring sekaligus tempat masuk makanan kerang-kerangan ini tak pernah berhenti bekerja. Alhasil, bisa melakukan hal yang menakjubkan, yaitu mampu menyedot mikroplastik berukuran lebih kecil dari 5 milimeter.

Remis mendapatkan makanan dengan cara menyaring air laut. Makanan utamanya adalah plankton dan nutrisi renik. Bila ada partikel lain yang masuk seperti mikroplastik, maka sistem pencernaan akan mengeluarkannya tanpa mencederai hewan lunak ini.

Dikutip dari Intelligentliving, tim dari PML dalam misi melihat sejauh mana keberadaan remis dan kerang ini bisa berdampak pada polusi mikroplastik di laut. Menurut EPA, seekor remis dan kerang dewasa dapat menyaring 15 galon air per hari. Sementara kumpulan kerang dan remis sejauh 6 mil bisa menyaring 25 ton partikel per tahun.

PML mulai menguji seberapa efektif remis menyingkirkan mikroplastik dari air laut menggunakan desain saluran tanki khusus di mana mengandung phytoplankton dan mikroplastik. Hasil eksperimen ini memperlihatkan 300 remis (seberat 5 kg) dapat menyaring lebih dari 250.000 mikroplastik dalam satu jam.

Proyek ini didanai oleh Waitrose ‘Plan Plastic’, sebuah program hibah untuk solusi pembersihan plastik. Bahkan Professor Pennie Lindeque, Kepala Ilmu Sains Ekologi Kelautan dan Keragaman Hayati mengatakan, “Pengujian sejauh ini memiliki hasil yang sangat menjanjikan, sehingga kami sangat bersemangat mengetahui hasilnya yang berdampak positif terhadap wilayah estuari (badan air setengah tertutup di wilayah pesisir dari sungai yang mengalir ke laut terbuka). Terutama di tempat-tempat  di mana mikroplastik terakumulasi seperti marina, pelabuhan, atau dekat pengolahan limbah air.”  

Beberapa waktu lalu, laporan Januari 2022,  Khatulistiwa Project bersama enam  borneo warriors lainnya melakukan penelitian sederhana mengenai mikroplastik yang ada di kerang kepah (Polymesoda erosa) di kawasan mangrove sungai peniti kabupaten Mempawah.

Ternyata pada kerang kepah di perairan Sungai Peniti mengandung mikroplastik yang berada di saluran pencernaan dapat pula terangkut kebagian jaringan kerang kepah lainnya melalui sistem sirkulasi terbuka. Mikroplastik juga mengaborbsi polutan yang ada di sekitarnya seperti logam berat. Pada keadaan tertentu tubuh kerang kepah tidak aman untuk dikonsumsi manusia.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev